Kampung Bambu Toddopulia Wisata Tradisional di Maros – Ingin menghilangkan penat dari panas dan ramainya nuansa perkotaan? Salah satu caranya adalah berkunjung ke area desa yang masih hijau dan alami. Beruntungnya bagi para warga Sulawesi Selatan, tepatnya di Kabupaten, ada tempat wisata alami bernama Kampoeng Bambu Toddopulia.
Tempat wisata rekreasi desa ini menghidangkan keindahan alam yang seakan masih belum terlukai oleh ulah manusia. Hutan bambunya masih begitu segar dan alami, begitu juga dengan area sawah yang asri. Tidak heran, jadi tempat favorit untuk ngadem dan bersantai. Tertarik?
Daya Tarik yang Dimiliki Kampoeng Bambu Toddopulia
1. Area Wisata Alam yang Masih Alami
Keindahan alam yang masih hijau dan terjaga menjadi nilai plus tersendiri dari Kampoeng Bambu Toddopulia Maros ini. Pesona utama pemandangan areal sawah dengan hutan bambu yang masih begitu tinggi menjulang memberi kesan terbalik dengan hutan semen di perkotaan.
Nuansa hijau alaminya menyegarkan mata. Udaranya yang masih segar tanpa polusi udara perkotaan menyejukkan nafas dengan oksigen segar. Dan wilayah yang tenang terselubung di antara areal persawahan luas, hutan bambu, dan pegunungan bukit karst pun menenangkan jiwa.
Tidak heran jika wisata ini pun menjadi tempat favorit untuk menghilangkan penat dan refreshing dari pusat kota. Keindahan alam ini sendiri menjadi nilai plus yang banyak di cari pendatang. Mereka kerap berfoto dengan latar belakang sawah dan hutan, atau beristirahat di bawah bambu yang rindang.
2. Lingkungan Dingin Nan Sejuk
Lingkungan dingin nan sejuk dari Kampoeng Bambu Toddopulia membuat hati tenang dan nyaman. Satu hal yang pasti, lingkungan dingin dan sejuk ini di dapat dari area hijau yang masih terjaga. Di tambah juga dengan jarak dari pusat kota yang mencapai 20 km.
Nuansa dingin dan sejuk ini juga di lengkapi dengan fasilitas sederhana yang menyesuaikan tema. Ada beberapa gubuk di area hutan, yang dialih fungsikan untuk kebutuhan fasilitas. Namun ada juga beberapa gubuk dan area sekitar yang masih fungsional sebagai tempat istirahat petani lokal.
Baca juga: Rekomendasi Wisata Alam dan Budaya di Yogyakarta
Maksudnya? Benar adanya, jika wisata alam ini memang masih aktif digunakan sebagai lahan pertanian warga sekitar. Namun dengan persetujuan pengelola dan warga, akhirnya beberapa lokasi dikembangkan untuk kebutuhan wisata alami tanpa menghilangkan aspek tradisionalnya.
3. Serba Tradisional Untuk Merawat Budaya Lokal
Aspek tradisional dari game ini masih begitu pekat. Ada banyak sekali fasilitas yang di buat secara sederhana dengan menggunakan bahan bambu. Seperti contohnya tempat foto di area sawah, gubuk bambu yang sederhana, hingga perabotan toko, sampai permainan tradisional pun tersedia di Kampoeng Bambu Toddopulia.
Semuanya menggunakan bahan bambu. Tujuannya pun bukan serta merta menghemat biaya. Lantas apa? Salah satunya adalah untuk mengabadikan dan merawat budaya lokal dan tradisional. Alhasil, ada permainan jadul seperti ayunan, egrang, jungkat jungkit, dan aktivitas bertani dan berkebun.
Alamat dan Rute Menuju Lokasi Wisata
Seperti yang disampaikan, jarak dari pusat kota mencapai 20 km (30 km dari pusat kota Makassar). Jadi cukup jauh dari keramaian kota. Hal itu juga yang membuat spot wisata Kampoeng Bambu Toddopulia ini masih sangat terjaga. Bila ingin mampir, siapkan diri untuk setidaknya 60 menit waktu perjalanan.
Harga Tiket Masuk Wisata Alam
Tidak perlu biaya banyak untuk masuk ke Kampoeng Bambu Toddopulia. Berapa HTM atau harga tiket masuknya? Ternyata Kamu hanya perlu membayar kurang dari Rp 20 ribu per kendaraan.