Daya Tarik Kota Subang Dalam Sejarah Budaya dan Pariwisata – Subang, kabupaten ota yang menyimpan slot begitu banyak sejarah dan budaya baik di masa pra sejarah maupun kemerdekaan. Bukti subang sangat kaya akan sejarah di lihat dari penemuan kerangka manusia Austronesia berusia 45 MS, yang di temukan di kota subang pastinya di desa nangerang, kecamatan binong, kabupaten subang yang menjadi loaksi Nyi Subang Larang, yang merupakan istri dari raja pajajaran adalah prabu pamanah rasa yang di beri gelar prabu siliwangi. Penemuan kedua yang meyakinkan keberadaan kehidupan hindu di kota subang adalah dengan di temukannya artefak batu berbentuk nandi atau sapi di desa cipancar, kecamatan serangpanjang, kabupaten subang.

Di masa kekuasaan Peter Wiliam Hofland pada tahun 1840-1872, subang mengalami kemajuan yang cepat khususnya di bidang pengelola tanah partikelir. Pada saat itu subang di kuasai dengan perusahaan dagang yang bernama Pamanoekan En Tjisem Landen. Komoditi yang di simpan pada masa tampuk kekuasaan Hofland antara lain: teh, kopi, karet, dan kina. Di antara sekian banyak tanaman yang di tanam, kopi termasuk salah satu komoditi yang mengenalkan sudang ke pasar dunia, khususnya negara-negara eropa.

Apakah Kota Subang di Jajah Kolonial Belanda?

Yang menarik dari kota subang bersamaan wild bandito pg soft dengan kekuasaan Hofland pada saat itu, muncul pertanyaan. “Apakah kota subang di jajah kolonial belanda?” Pertanyaan yang menarik mengenai peran kolonial saat itu. Pada saat penjajahn kolonial pada masa itu, kota subang di kuasai perusahaan dagang yang bernama Pamanoekan En Tjiasem Landen.

Keterkaitan kolonil dalam penjajahan di kota subang rasanya tidak masuk akal di jajah, karena tampak kekuasaan Hofland berdiri dari tahun 1840 sampai 1972, selama kurun waktu 32 tahun. Di sini jelas, karena dengan adanya perusahaan dagang tersebut masyarakat subang pastinya yang bekerja sebagai petani di pekerjakan sebagai tenaga kerja dalam proyek komoditi pertanian di bermacam daerah di kota subang yang meliputi pademangan-pademangan.

Baca juga : Wisata Budaya Taman Gandrung Terakota di Banyuwangi

Sejarah Kota Subang

Di sinilah peran muda-mudi kota subang dengan adanya pengakuan kota subang tidak di jajah sama kolonial, harus menjadi pengunggah untuk masyarakatnya dan memajukan kota subang yang tercinta dan menjaganya.

Subang yang di kasih bonus sumber daya alam yang melimpah, ini harus menjadi pendorong untuk masyarakat subang dengan begitu banyaknya tempat-tempat wisata yang tidak kalah bagus dengan daerah lain, harus saling menjaga dan merawat kekayaan yang di miliki. Dengan adanya pegunungan di bagian selatan subang, daratan di bagian tengah kota subang, sampai lautan di bagian timur kota subang, harus menjadi mesin pembangun perekonomian yang signifikan.

Dengan kemajuan Subang yang saat ini, kita sebagai putra daerah harus bisa menjaga dan melestarikan tradisi budaya sebagai tempat sasaran pariwisata yang harus di kembangkan. Kemudian dengan banyaknnya tempat wisata di bagian Subang selatan harus menjadi langkah awal dalam menumbuhkan cinta terhadap kekayaan alam, jangan sampai tempat wisata menghilangkan  kepentingan budaya, karena budaya-lah yang berperan penting dalam daya tarik wisatawan.

Dengan begitu banyak nya program infrastruktur yang di bangun, mulai jalan yang menghubungkan antara Serangpanjang-Cipendey, semoga ini menumbuhkan perekonomian untuk masyarakat sekitar. Lalu dengan di buatnya Pelabuan Internasioal Patimban, ini menjadi pendorong untuk pemerintah Kota Subang dalam mensejahterakan masyarakatnya khususnya untuk ekspor produk hingga hasil pertanian yang menjadi ikon Kota Subang.